KawulosejatiSejatiningkawulo

Aku adalah dia, dia adalah aku

"hidup bukan pilihan melainkan ketetapan yang harus dijalani, hidup bukan pula pertanyaan melainkan jawaban yang harus ditindaki" ( Winarno Hadi Saputro, 2007 )

Tentang Kawulo

“aku datang dari balik kabut hitam, aku mengarungi samudera darah, akulah pangeran kegelapan. Kan ku remas matahari di telapak tanganku. Kan ku pecahkan wajah rembulan, pecah terbelah dengan KIDUNG PAMUNGKAS. kan ku buat dunia berwarna merah."

Aku, Kamu, Doamu dan Bulan Juli

Aku, Kamu, Doamu dan Bulan Juli

Kaulah lelaki pilihanku.” Suara menyeruak, perempuan berkerudung sendu kini menunggu mengabu. Selewat kupu-kupu mungil berjinjit dipupus puspa lalu dengan pelan menyusur diparas ayunya.

Dia kah dewiku?” Sang lelaki hanya menelan ucapanya mentah-mentah sampai ke ulu hati.

Pagi, Minggu ketiga dibulan Juli diantara sejuknya hamparan bukit dipucuk awan. Dua sosok makluk mayapada, lelaki dan perempuan berhadapan muka. Ini pertemuan kali ketiga sejak 13 tahun yang telah lewat. Perjumpaan sebelum ini terjadi 6 tahun silam. 6 tahun yang biasa biasa saja meski 7 tahun sebelum itu dialah wanita yang selalu menjejali asmara dihatinya

“Diapun masih cantik seperti dulu.” Gumam lelaki itu mengasap moksa di udara 6 tahun sebelum hari ini. Pada suatu kebetulan dilihatnya sang perempuan disudut kebun kamboja dekat sebuah pusara misan. Wajah yang dingin sedingin goresan di batu bertulis Atmo suwarjo, 1951-2004 yang hanya ia pandangi beku, kendati lelaki tak berucap tanya perihal sosok yang berkiblat di pusara misan tetapi ia mengerti betapa berartinya sosok itu.

Tak banyak ucap terjadi kala itu hanya sedikit obrolan tak bersyarat meski sebuah hasrat tak dikenal masih tetap terpelihara dan seolah mengintai seperti mata malaikat tanpa lelah, hasrat cinta yang ia anggap sebagai debu yang mustahil menjadi Perseus* di Andromeda*.

Ia memang tak layak mengharapkan perempuan itu bahkan untuk bermimpipun tak patut baginya. Masih tersimpan rapat dibenak sang lelaki 13 tahun lalu saat mencuri lirik wajah perempuan yang baru ia lihat diantara paras-paras elok lainya. Sebuah keanggunan menyemburat dari hamparan surya, menggumpal dalam relung-relung, bersarang dan mengusik di jiwa sang lelaki. Anyaman perasaan itu berubah menjadi benih cinta yang sulit terlupa.
Lelaki terhenyak sadar ketika tiba-tiba raut wajah yang ditatapnya menoleh sehingga tepat beradu muka diantara mereka. Sang lelakipun buru-buru melepaskan tatapanya lalu melangkah menjarak.

Dikemudian hari lelaki harus menyudahi perasaan yang tak bisa dipungkiri dalam bathinnya itu meskipun akan sepahit empedu.

Bulan ini bulan Juli, keduanya bertemu untuk mengumbar kata.

“kaulah lelaki pilihanku” Ungkap perempuan.
“kenapa?” balas lelaki diantara rona suka dan tanya sementara imajinya tentang nirwana semakin menari.

Kupu-kupu yang telah ia lihat di pucuk bunga bermetamorfosa maha sempurna menjadi peri-peri kecil bersayap putih berterbangan, sementara liku air di baliknya berangsur menjadi gemricik aliran sungai nan bening
“Kau juga orang baik”. Perempuan menambah kata.

Sesuatu disebrang tepi sungai sana menjelama menjadi kuda terbang Pegasus* yang siaga membawa mereka melintasi cakrawala sembari bercengkrama

“Bagaimana bisa kamu mengatakan itu?” Tanya lelaki.
“Aku juga telah menemukanmu dalam doaku” Perempuan berujar.

Bukit kecil itupun benar benar berubah menjadi Taman eden dengan warna pelangi yang sesekali sorot mentari berjatuhan menembus awan.
Lelaki terhening sejenak.

Maaf! Aku sudah tidak percaya lagi kata hatiku.” Jawab lelaki

Langit berganti warna menjadi merah, perempuan tak berkata lagi, ia beranjak tak menolah lalu berangsur hilang dibalik kabut. Dengan hati yang perih, pandangan lelaki menyusur mengantarkan langkah langkah perempuan itu entah untuk berharap surga lagi atau tidak sebab baginya surga itu telah hilang.



Dasan, Korea Selatan. 01:15, 26 November 2010.





*Perseus
: suami dari Andromeda dalam mitologi yunani, merupakan pahlawan yang mengalahkan berbagai monster yang dikirim oleh dewa-dewa olimpus.
*Andromeda : suatu rasi bintang yang namanya diambil dari mitologi yunani adalah figur wanita yang dirantai pada sebuah batu untuk diumpankan pada seekor monster laut dan diselamatkan oleh Perseus, yang kemudian menjadi suaminya.
*Pegasus : suatu rasi bintang yang namanya diambil dari mitologi yunani yaitu kuda terbang bersayap yang merupakan putra Poseidon (dewa laut) dan Medusa.

0 komentar:

Posting Komentar