KawulosejatiSejatiningkawulo

Aku adalah dia, dia adalah aku

"hidup bukan pilihan melainkan ketetapan yang harus dijalani, hidup bukan pula pertanyaan melainkan jawaban yang harus ditindaki" ( Winarno Hadi Saputro, 2007 )

Tentang Kawulo

“aku datang dari balik kabut hitam, aku mengarungi samudera darah, akulah pangeran kegelapan. Kan ku remas matahari di telapak tanganku. Kan ku pecahkan wajah rembulan, pecah terbelah dengan KIDUNG PAMUNGKAS. kan ku buat dunia berwarna merah."

Skema Di Balik Ketenaran K-Pop

Skema Di Balik Ketenaran K-Pop

Dewasa ini industri hiburan di Korea Selatan telah mengalami perkembangan yang luar biasa, gelombang Korea (Korean wave) atau yang disebut hallyu memang sudah menjalar ke seluruh pelosok dunia. Budaya Korea semakin disukai, drama Korea punya banyak penggemar serta Korean music pop (K-Pop) menjadi trend setter di banyak negara belakangan ini. K pop tersebut kemudian menjadi kiblat dan ditiru mulai dari warna musik, gaya busana serta aksi panggungnya oleh para peminatnya.

Di dalam negri Korea selatan sendiri musik pop telah mendapatkan tempat di hati para penggemarnya. Untuk melihat konser para bintang K-Pop, mereka harus membeli tiket yang paling murah saja seharga 100 ribu Won atau sekitar 800 ribu Rupiah untuk sekali pertunjukan, sebuah harga yang dikategorikan cukup mahal bahkan untuk orang Korea sekalipun.

Namun demikian kepopuleran K-Pop tersebut bukanlah sebuah kebetulan semata, melainkan ada sebuah skenario sistematis yang dilakukan pemerintah dan industri hiburan Korea Selatan dengan memanfaatkan orang-orang asing seperti dari Italia, Amerika serikat, Rusia, Australia, China, Spanyol, Singapura, Thailand, Philipina, Indonesia dan berbagai negara lainnya yang tinggal di Korea Selatan.

Beruntunglah pada suatu kesempatan saya bisa menemui satu orang asal Indonesia yang ikut memopulerkan K-Pop tersebut. Namanya Ai Melani, di sela-sela kesibukannya merampungkan kuliah S3 teknik nuklir di KAIST ( Korea advanced institute of science and technology) kota Daejon dan sebagai Tutor Universitas Terbuka Korea Selatan, perempuan asal Sukabumi, Jawa Barat yang sudah 4 tahun tinggal di Korea ini bersedia saya wawancarai mengenai keterlibatanya dalam memopulerkan K-Pop.

Keterlibatanya dalam memopulerkan K-Pop ketika ia tergabung dalam World Students in Korea yaitu sebuah pekumpulan yang dibuat oleh Presiden Council Board ( semacam menteri komunikasi Korea) dengan merekrut para bloger asing baik yang berada di Korea Selatan maupun bloger dari luar Korea Selatan untuk menulis tentang K-Pop dan menyebarkanya ke negara masing-masing. Para bloger ini diberi “tugas” untuk memasarkan melalui blog ataupun dengan mengupdate status lewat jejaring sosial yang sedang tren saat ini seperti facebook, Twitter, Google+ dan lain sebagainya yang terbukti efektif dalam penyebaran informasi dengan cepat. Dari itu tiap hari Ai Melani menerima 200 an email yang menanyakan tentang Korea Selatan terutama tentang K-Pop yang harus ia jawab. Dari 200 an penanya tersebut, mereka biasanya juga akan menulis informasi yang telah didapat ke dalam blog atau jejaring sosial milik mereka, begitupun orang yang membaca tulisan mereka akan melakukan hal yang sama begitu seterusnya sehingga akan terjadi penyebaran semacam MLM (multi level marketing) dan itu baru dari Indonesia dan dari satu orang saja.

Sebagai reward atas yang telah dilakukan para bloger yang mayoritas pecinta K-Pop ini, mereka mendapatkan tiket gratis menonton konser live band-band Korea dan juga tiket pesawat gratis. Sedangkan untuk best bloger selain memperoleh produk-produk made in Korea mereka juga akan menjadi member M-NET Global Supporter, M-NET adalah salah satu chanel musik televisi di Korea Selatan (Korean MTV). Para member M-NET Global Supporter tersebut akan menjadi tamu VIP dalam acara live show, mereka dapat bertemu bahkan berbincang langsung dengan para bintang-bintang K-pop di Korea Selatan tetapi dengan catatan setiap minggu harus memosting tentang K-pop di jejaring sosial milik mereka. Bagi Ai Melani bertemu para artis K-Pop bukanlah hal yang luar biasa karena dalam seminggu ia bisa empat kali bertemu bintang K-Pop seperti Rain, SUJU, SNSD dan lainnya.

Meskipun begitu ketenaran para bintang K-Pop ini juga didukung dari sang talent artis K-Pop itu sendiri, mereka adalah orang-orang terpilih melalui audisi yang ketat kemudian ditraining sesuai kebutuhan sebelum diterjunkan ke industri hiburan jadi selain berparas menarik, mereka juga benar-benar punya kualitas suara. Sebagai uji coba mereka diterbitkan di industri hiburan lokal dalam negri untuk melihat sejauh mana respon audien sebelum diproyeksikan ke mancanegara.

Sebuah strategi yang sejauh ini berhasil dengan mensinergikan antara pemerintah, industri hiburan, talent, masyarakat dalam negri, masyarakat asing dan media informasi. Jadi bukan sekedar latah dengan menerbitkan band-band karbitan dengan mengabaikan unsur kualitas. Kabarnya Korea selatan juga akan melakukan langkah yang sama terhadap bahasa nasional mereka yaitu Bahasa Korea dimana beberapa tahun terakhir ini mulai dibangun lembaga-lembaga pembelajaran bahasa Korea gratis bagi orang asing yang tinggal di Korea Selatan dalam rangka menjadikan bahasa Korea sebagai bahasa internasional bersama dengan bahasa Inggris, tetapi apakah langkah ini bisa sesukses K-Pop kita lihat saja beberapa tahun ke depan.

Di Negara kita Indonesia sebenarnya juga punya potensi yang tak kalah dengan Korea selatan, kita punya warna musik yang lebih beragam, punya jumlah penduduk lebih banyak yang menyebar di negara-negara seluruh dunia, serta jumlah orang asing cukup banyak yang tinggal di Indonesia. Data terakhir dari KBRI Seoul tahun 2011 bahwa jumlah orang Korea yang tinggal di Indonesia kurang lebih 35.000 orang, hampir sama dengan jumlah orang Indonesia yang tinggal di Korea Selatan yaitu 38.000 orang dan itu baru dari Korea Selatan saja. tinggal bagaimana mensinergikan antara pihak-pihak terkait atau mencari formula baru dengan mengoptimalkan apa yang telah ada untuk lebih mengenalkan Indonesia beserta potensi dan budayanya dalam kancah Internasional.

0 komentar:

Posting Komentar