
SERAPAH CINTA
SERAPAH CINTA
”katakan kau telah mencintaiku!”. Tertanam aku mendengar suaranya di balik benda hitam dari ujung seberang sana itu.
“ayo katakan!”. Burunya. Aku hanya bisa terdiam beku dan kelu.
Malam hening, deru tak bertuan, senyap mencela! Usir endapan itu, sebatang benda hitam tak bertali kuraih.
“hallo…!”. Sedapur sua baru terlontar.
“bah...buh...bah...buh…" (pertemuan di udara, biasa, tak nek-neko, selayaknya, pendek).
Kilat menjilat, “sudahlah, kau telah mencintaiku!”.
“Apa?”.
“tak usah bohong, jujur aja!”. Aku tak tahu motifasi nya mengatakan itu.
Cinta…? apa itu cinta?, Sepenggal kata yang sering di elu elukan diluar sana, sepatah ucap yang begitu banyak insan memperkuncingkannya, sedepa tutur sederhana yang tiap pribadi punya penafsiran tersendiri. Abstak, tidak hanya ambigu tapi multi ambigu. Sesuatu yang lebih mudah dirasakan ketimbang diungkapkan dengan bahasa lisan.
Demi cinta orang rela berbuat apa saja dan menjadi siapa saja, cinta bisa membutakan, membunuh bahkan mematikan. Seperti kisah roman Romeo Juliet yang rela mati menenggak racun demi rasa cinta, cerita Qais majenun yang menjadi gila karena cintanya yang begitu mendalam kepada Laila atau kisah Dewi shinta yang rela mengorbankan diri demi kesucian cintanya kepada Rama.
Apakah cinta seperti yang terjadi pada murid SMP yang malu-malu ketika berpapasan di halaman sekolah itu, Apakah cinta seperti yang dilakukan pelajar laki-laki dan perempuan berseragam abu-abu yang asik berboncengan sepeda motor kesana kemari itu, apakah cinta seperti yang dilakukan mahasiswa dan mahasiswi berduaan di kantin atau lobby kampus itu, ataukah seperti pasangan muda-mudi yang asik bergandengan tangan sambil membelai rambut di taman itu...?
Tunggu dulu! Lalu bagaimana dengan kasih sayang antara orang tua dan anak. Perasaan afeksi, saling menghargai dan mengasihi sesama teman. Narsisme, sebuah perasan kesukaan yang berlebih terhadap diri sendiri. Patriotisme, pengorbanan demi bangsa negara. Kesukaan terhadap obyek tertentu dan sebagainya bukankah itu juga dinamakan cinta? Kalau begitu bukankah cinta itu wajar. Sebuah perasaan mendalam yang melibatkan emosi setiap makhluk dan tidak terbatas pada rasa suka terhadap lain jenis.
“bicaralah atau aku tutup telphonnya!” terpatri aku untuk berucap.
“tut..tut..tut…” tak kudengar lagi nada dari mulutnya. Untuk kedua kali kucoba menyambungnya.
“sudahkah kau mau mengakuinya bahwa kau telah mencintaiku?” tuduhnya lagi. Tetap tak bergeming dan tak kujawab, bukan karena aku mencintai atau tidak mencintainya tapi karena serapah kata cinta darinya.
“tut…tut…tut…. Terputus…? diputus...!"
Cinta adalah keindahan begitu kata penyair, cinta adalah seni sastrawan bilang, cinta itu misteri kata pencipta lagu, cinta bisa merubah dunia menurut entrpreneur , cinta sejati yaitu cinta hamba dan Tuhannya kata Pak Pendeta, cinta itu ciuman namun tetap indah abadi kata pelawak, cinta itu kekal, cinta itu berwarna, cinta itu memabukkan, cinta membuat semuanya jadi gersang , cinta tak lebih dari satu tikaman seorang sahabat, cinta membuat emosi, cinta itu hantu, cinta itu tidak jelas, cinta itu membingungkan, cinta itu goblok, cinta itu makan, cinta itu mudik, cinta itu ngopi, cinta itu komputer, cinta itu fesbuk, cinta itu ganyang malaysia, cinta itu berdarah-darah, cinta itu film bokep, cinta itu deritanya tiada akhir, cinta itu sak karepmu, cinta itu…
"Orang yang tidak beruntung adalah orang yang tidak menemukan cinta tetapi orang yang lebih tidak beruntung lagi adalah orang yang menemukan cinta tapi tidak menghargainya" ( Winarno Hadi Saputro, 1998 )
Dasan, Korea Selatan. 23 September 2009.
”katakan kau telah mencintaiku!”. Tertanam aku mendengar suaranya di balik benda hitam dari ujung seberang sana itu.
“ayo katakan!”. Burunya. Aku hanya bisa terdiam beku dan kelu.
Malam hening, deru tak bertuan, senyap mencela! Usir endapan itu, sebatang benda hitam tak bertali kuraih.
“hallo…!”. Sedapur sua baru terlontar.
“bah...buh...bah...buh…" (pertemuan di udara, biasa, tak nek-neko, selayaknya, pendek).
Kilat menjilat, “sudahlah, kau telah mencintaiku!”.
“Apa?”.
“tak usah bohong, jujur aja!”. Aku tak tahu motifasi nya mengatakan itu.
Cinta…? apa itu cinta?, Sepenggal kata yang sering di elu elukan diluar sana, sepatah ucap yang begitu banyak insan memperkuncingkannya, sedepa tutur sederhana yang tiap pribadi punya penafsiran tersendiri. Abstak, tidak hanya ambigu tapi multi ambigu. Sesuatu yang lebih mudah dirasakan ketimbang diungkapkan dengan bahasa lisan.
Demi cinta orang rela berbuat apa saja dan menjadi siapa saja, cinta bisa membutakan, membunuh bahkan mematikan. Seperti kisah roman Romeo Juliet yang rela mati menenggak racun demi rasa cinta, cerita Qais majenun yang menjadi gila karena cintanya yang begitu mendalam kepada Laila atau kisah Dewi shinta yang rela mengorbankan diri demi kesucian cintanya kepada Rama.
Apakah cinta seperti yang terjadi pada murid SMP yang malu-malu ketika berpapasan di halaman sekolah itu, Apakah cinta seperti yang dilakukan pelajar laki-laki dan perempuan berseragam abu-abu yang asik berboncengan sepeda motor kesana kemari itu, apakah cinta seperti yang dilakukan mahasiswa dan mahasiswi berduaan di kantin atau lobby kampus itu, ataukah seperti pasangan muda-mudi yang asik bergandengan tangan sambil membelai rambut di taman itu...?
Tunggu dulu! Lalu bagaimana dengan kasih sayang antara orang tua dan anak. Perasaan afeksi, saling menghargai dan mengasihi sesama teman. Narsisme, sebuah perasan kesukaan yang berlebih terhadap diri sendiri. Patriotisme, pengorbanan demi bangsa negara. Kesukaan terhadap obyek tertentu dan sebagainya bukankah itu juga dinamakan cinta? Kalau begitu bukankah cinta itu wajar. Sebuah perasaan mendalam yang melibatkan emosi setiap makhluk dan tidak terbatas pada rasa suka terhadap lain jenis.
“bicaralah atau aku tutup telphonnya!” terpatri aku untuk berucap.
“tut..tut..tut…” tak kudengar lagi nada dari mulutnya. Untuk kedua kali kucoba menyambungnya.
“sudahkah kau mau mengakuinya bahwa kau telah mencintaiku?” tuduhnya lagi. Tetap tak bergeming dan tak kujawab, bukan karena aku mencintai atau tidak mencintainya tapi karena serapah kata cinta darinya.
“tut…tut…tut…. Terputus…? diputus...!"
Cinta adalah keindahan begitu kata penyair, cinta adalah seni sastrawan bilang, cinta itu misteri kata pencipta lagu, cinta bisa merubah dunia menurut entrpreneur , cinta sejati yaitu cinta hamba dan Tuhannya kata Pak Pendeta, cinta itu ciuman namun tetap indah abadi kata pelawak, cinta itu kekal, cinta itu berwarna, cinta itu memabukkan, cinta membuat semuanya jadi gersang , cinta tak lebih dari satu tikaman seorang sahabat, cinta membuat emosi, cinta itu hantu, cinta itu tidak jelas, cinta itu membingungkan, cinta itu goblok, cinta itu makan, cinta itu mudik, cinta itu ngopi, cinta itu komputer, cinta itu fesbuk, cinta itu ganyang malaysia, cinta itu berdarah-darah, cinta itu film bokep, cinta itu deritanya tiada akhir, cinta itu sak karepmu, cinta itu…
"Orang yang tidak beruntung adalah orang yang tidak menemukan cinta tetapi orang yang lebih tidak beruntung lagi adalah orang yang menemukan cinta tapi tidak menghargainya" ( Winarno Hadi Saputro, 1998 )
Dasan, Korea Selatan. 23 September 2009.
0 komentar:
Posting Komentar