KawulosejatiSejatiningkawulo

Aku adalah dia, dia adalah aku

"hidup bukan pilihan melainkan ketetapan yang harus dijalani, hidup bukan pula pertanyaan melainkan jawaban yang harus ditindaki" ( Winarno Hadi Saputro, 2007 )

Tentang Kawulo

“aku datang dari balik kabut hitam, aku mengarungi samudera darah, akulah pangeran kegelapan. Kan ku remas matahari di telapak tanganku. Kan ku pecahkan wajah rembulan, pecah terbelah dengan KIDUNG PAMUNGKAS. kan ku buat dunia berwarna merah."

Selayang Pandang Tentang Negri Sebrang, Korea Selatan.

Selayang Pandang Tentang Negri Sebrang, Korea Selatan.

Korea Selatan, siapa yang tidak tahu Negri Gingseng berpenduduk 50 juta jiwa ini. Negri yang terletak di wilayah Asia Timur ini, kini begitu populer, tidak hanya saja industri manufakturnya tetapi juga industri hiburannya yang semakin terkenal dibelahan dunia. Negri yang merdeka 15 agustus 1945 hanya selang dua hari dengan kemerdekaan Negara kita Indonesia dan berperingkat ekonomi nomor 11 di dunia ini memang telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup dramatis dengan gerakan saemaeul (industrialisasi) nya, dari salah satu Negara termiskin dengan pendapatan perkapita 100 US dolar pada tahun 1960 melejit menjadi 20.000 US dolar per tahun pada tahun 2007. Meningkatnya ekonomi dan industri di Korea tentunya dibarengi dengan semakin bertambahnya jumlah permintaan tenaga kerja ke Negri itu, melalui program G to G (government to government) adalah perjanjian kerja sama penempatan tenaga kerja asing di Korea Selatan yang melibatkan 11 negara di wilayah Asia termasuk Indonesia, saya mencoba peruntungan untuk bertandang ke negri yang kami para TKI (Tenaga Kerja Indonesia) menyebutnya dengan “Negri impian dan harapan” itu.

Saya datang di Korea bertepatan dengan musim dingin bulan Desember silam, saat keluar dari pintu bandara Incheon International Airport Seoul, Sayapun dikejutkan dengan turunnya salju tipis dan dinginya suhu minus 5 derajat celcius, suhu itu bisa lebih turun lagi saat puncak musim dingin hingga mencapai minus 10 derajat celcius, suatu hal yang belum pernah saya rasakan di Indonesia sebelumnya, meski kampung halaman Saya terletak di kaki Gunung Lawu Tawangmangu Karanganyar, Jawa Tengah dengan suhu yang cukup dingin untuk takaran orang-orang di Indonesia tetapi ternyata masih belum seberapa dibandingkan dengan suhu saat musim dingin di Korea Selatan, sensasi yang luar biasa memang tapi harus dibalas dengan mengigilnya badan saya hingga beberapa hari.

Selama dalam perjalanan dari bandara ke tempat karantina, Saya mencoba mengamati daerah yang dilewati, secara geografis keadaan alam di Korea Selatan sebenarnya adalah bukit-bukit nan tandus dan kering berbeda dengan di Negara kita yang kaya akan sumber daya alaminya, Korea selatan tidak punya hutan dan laut sebesar di Indonesia, Korea Kelatan tidak punya sumber daya mineral dan energi sebanyak di Indonesia dan Korea Selatan tidak punya lahan perkebunan dan pertaniaan seluas seperti di Indonesia tapi memang Negara ini punya sumber daya manusia yang mampu memanfaakan secara optimal apa yang telah ada ditambah dengan karakter orang Korea yang tertib, disiplin dan pekerja keras. Orang-orang mengantri dengan tertib di tempat-tempat pelayanan umum, saat membeli tiket ataupun saat naik jihacol (kereta bawah tanah). Jihacol menjadi alat transportasi favorit bagi orang-orang Korea dan juga bagi Saya karena jarak tempuhnya yang lebih cepat dibanding dengan naik bus umum, stasiun jihacol dibangun dibawah tanah yang tentunya bebas dari kemacetan bahkan di Seoul stasiun jihacol dibangun hingga tingkat tujuh di bawah tanah, Saya belum bisa membayangkan jika hal ini diterapkan di Negri kita. Memang butuh adaptasi untuk mengikuti pola hidup orang Korea begitu halnya mengenai makanan, awal-awal tinggal di Korea saya tidak doyan makanan Korea bahkan saya butuh waktu 8 bulan untuk bisa menikmati kimchi (asinan khas Korea yang dibuat dari fermentasi sawi putih ) kitapun para TKI juga harus lebih jeli memilih masakan Korea yang kebanyakan terbuat dari daging babi dan disajikan bersama soju (minuman beralkohol) yang menjadi minuman wajib disetiap restoran di Korea, semacam es tehnya kalau di Negara kita. Untunglah tidak terlalu sulit untuk menemukan warung-warung Indonesia di Korea, hampir setiap kota di Korea terdapat warung Indonesia yang tentunya menjual produk-produk dari Indonesia baik masakan olahan seperti sate, opor, nasi goreng, gulai dan lainnya, makanan kemasan seperti krupuk udang, aneka keripik, bumbu-bumbu juga obat-obatan dan lainnya.

Tinggal di Negri orang pada awalnya memang banyak kendala yang dihadapi tetapi seiring bergantinya waktu saya mulai menikmati kehidupan Saya di negri “impian dan harapan” Korea Selatan, dan semoga suatu saat Negara kita Indonesia juga mampu menjadi Negara maju seperti Korea bahkan melebihinya. (bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar