KawulosejatiSejatiningkawulo

Aku adalah dia, dia adalah aku

"hidup bukan pilihan melainkan ketetapan yang harus dijalani, hidup bukan pula pertanyaan melainkan jawaban yang harus ditindaki" ( Winarno Hadi Saputro, 2007 )

Tentang Kawulo

“aku datang dari balik kabut hitam, aku mengarungi samudera darah, akulah pangeran kegelapan. Kan ku remas matahari di telapak tanganku. Kan ku pecahkan wajah rembulan, pecah terbelah dengan KIDUNG PAMUNGKAS. kan ku buat dunia berwarna merah."

Seorak San Gunung Empat Musim Nan Menawan

Seorak San Gunung Empat Musim Nan Menawan

Sebenarnya sudah lama saya mendengar nama obyek wisata Seorak San, bahkan ketika saya belum datang ke Korea, tetapi baru liburan musim panas kemarin saya berkesempatan bisa mengunjungi taman nasional yang terkenal di Korea selatan itu. Taman nasional Seorak san (gunung Seorak) berada di wilayah Kangwondo, satu dari sembilan propinsi di Korea selatan yang letaknya di timur laut berbatasan dengan Korea utara. Untuk menuju ke Seorak san dapat ditempuh dengan naik bus umum dari Seoul yok (terminal Seoul) ke terminal Sochok sekitar satu setengah jam dilanjutkan dengan naik bus kota dengan tarif 1.200 won (sekitar 9.000 rupiah) selama 20 menit atau naik taksi dengan tarif 9.000 won (sekitar 70. 000 rupiah).

Pada saat musim libur di Korea selatan, gunung Seorak selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun luar negri baik pada saat liburan seollal (tahun baru Korea), liburan chuseok (festival hari panen) ataupun hari libur di musim semi, musim panas, musim gugur dan bahkan di musim dingin. Karena gunung Seorak selalu menyajikan keindahan pemandangan yang berbeda di empat musim yang berbeda pula. Pada saat musim semi gunung Seorak menawarkan pemandangan hijau dihiasi aneka warna bunga yang mulai mekar, pada saat musim panas aneka spesies langka akan nampak terlihat di gunung ini diantara pohon pinus merah sedangkan saat musim gugur pepohonan mulai berubah warna menjadi merah dan kuning, dedaunan jatuh berserakan sesekali terbang tertiup angin dengan udara yang cukup sejuk, dan pada saat musim dingin gunung Seorak dihujani salju lebat nan tebal menutupi bukit-bukit ataupun menyangkut di atas pepohonan di sela-sela ranting, itulah sebabnya gunung ini dinamakan Seorak san (gunung salju) karena pada saat musim dingin gunung ini tertutup salju yang putih seperti kapas. Sungguh menawan memang ditambah dengan ketersediaan fasilitas yang mewadai membuat liburan ke Seoraksan menjadi mengesankan.

Area taman yang nyaman dilengkapi toilet yang bersih dan lahan parkir luas didepan loket masuk menjadikan akses ke gunung Seorak ini menjadi mudah, dengan harga tiket masuk seharga 11.500 won (sekitar 90.000 rupiah) pengunjung dapat menggunakan cable car (kereta gantung) untuk menuju puncak karena memang ada dua alternatif jalur untuk sampai ke puncak gunung yaitu jalur pendakian jalan kaki yang ditempuh selama beberapa jam melewati jalan setapak tanah dengan batang-batang kayu yang dirajut kawat sehingga jalan tidak licin untuk dilewati atau jalur cable car yang cukup ditempuh kurang dari 10 menit. Meskipun ketinggian puncak gunung seorak hanya 1.708 meter di atas permukaan laut masih lebih rendah dengan ketinggian gunung-gunung di dekat tempat tinggal saya di Solo, Jawa Tengah dimana terdapat pegunungan seperti gunung Lawu, gunung Merapi, gunung Merbabu dan lainnya dengan ketinggian lebih dari 3.000 meter di atas permukaan laut tetapi saya ingin mencoba untuk menikmati keindahan gunung dari udara dengan naik cable car, sebuah akses muncak yang belum pernah saya rasakan di Indonesia namun di Korea selatan hampir semua obyek wisata gunung telah dilengkapi dengan transportasi cable car ini.

Di dekat pintu jalur pendakian, pengunjung dapat membeli aneka souvenir dengan harga dari 3.000 won (sekitar 23.000 rupiah) yang langsung dibuat oleh para biksu Budha, pengunjung juga dapat melihat aktivitas para biksu tersebut di area gunung Seorak ataupun saat berdoa di dekat patung budha besar asobya dengan posisi tangan bumi sparsa mudra yang berarti memanggil Dewi bumi sebagai saksi.

Tak jauh dari tempat itu terdapat seorang pengukir yang dengan imbalan jasa 25.000 won (sekitar 200.000 rupiah ) dapat mengukir nama dan asal pengunjung pada sebuah tanah liat kering berbentuk gentheng yang kemudian diletakan berjajar dengan harapan apa yang menjadi keinginan dapat terkabul. Dan setelah melihat gentheng-gentheng berukir itu saya jadi tahu ternyata banyak sekali orang Indonesia yang telah berkunjung ke gunung Seorak karena namanya terukir di gentheng tersebut.

Di sebelah sisi kiri pintu jalur pendakian terdapat jembatan yang tersusun dari bebatuan terpola di atas aliran sungai nan bening, beberapa ratus meter dari jembatan terdapat pemandangan aneh yaitu sebuah kran tergantung di angkasa tanpa peyangga maupun penggantung namun dapat mengeluarkan air. Kran tersebut ditunggui oleh seorang laki-laki yang sekaligus menjajakan minuman anggur yang diracik langsung dari tangannya sembari pengunjung dapat menikmati pemandangan unik itu.

Perjalanan saya ke gunung Seorak memang sangat mengesankan setelah sekian lama saya ingin mengunjungi tempat tersebut, dalam suatu kesempatan di gunung Seorak saya bertemu turis asal Eropa yang pernah mengunjungi pegunungan di Indonesia sebanyak dua kali dan kali itu ia mencoba untuk berwisata ke gunung Seorak. Gunung Seorak meski terletak di ujung bagian negara Korea selatan tetapi dengan daya pesonanya mampu menarik wisatawan lokal maupun mancanegara dan selalu ramai di setiap musim, itulah sebabnya saya menyebut gunung Seorak ini sebagai gunung empat musim nan menawan.

0 komentar:

Posting Komentar